Translate

Tuesday 16 July 2013

Aneh Di Rumah Sakit Zimbabwe, Ibu Melahirkan Didenda Tiap Kali Menjerit


   Di negara Zimbabwe, korupsi yang terjadi sudah menjadi begitu sistemik. Satu laporan yang ditulis Transparency International menyatakan bahawa 62 peratus penduduk Zimbabwe mengaku sudah membayar suap dalam jangka waktu 1 tahun terakhir.


Wanita yang berteriak kuat ketika melahirkan didenda kerana  diterapkan dengan alasan untuk menghindari terjadinya alarm palsu. Tapi jika dibandingkan dengan angka produk domestik bruto per kapita di sana yang hanya US$ 500 

Di Zimbabwe, pendapatan tahunan rata-rata   seorang adalah sekitar US$ 150  . Jika rumah sakit mengenakan biaya persalinan sebanyak US$ 50  , ertinya ibu hamil yang berteriak beberapa kali selama persalinan akan berhutang setengah dari pendapatan tahunannya setelah melahirkan.

Ironisnya, sebanyak 95 peratus penduduk negara ini adalah pengangguran dan kemiskinan merajalela. Menurut Transparency International, ibu melahirkan yang tidak mampu membayar terkadang ditahan di rumah sakit dan dikenakan biaya hingga boleh ditebus oleh keluarganya.

Akibatnya, ramai ibu Zimbabwe memilih bersalin di rumah kerana tidak mampu membayar bill hospital. Seperti dilapor Washington Post, Jumaat (12/7/2013), laporan PBB menjelaskan bahawa jika dirata-rata, ada 8 ibu meninggal ketika melahirkan setiap harinya di Zimbabwe.

Oleh kerana itu, kantor Transparency International di Zimbabwe sudah menulis surat kepada Kementerian Kesihatan Nasional tentang masalah ini. Kementerian kesihatan mengaku telah menerima surat itu, namun ternyata tidak melakukan apapun. Bahkan sebuah LSM yang berupaya bertindak lanjut untuk mendapat jawapan tentang surat itu.  Jawabannya bahawa surat tersebut sudah hilang.

Akhirnya, anggota Transparency International menemui wakil perdana menteri Zimbabwe yang berjanji akan menyelesaikan  masalah ini. Sejak saat itu, tak terdengar ada keluhan lagi soal denda yang harus dikeluarkan ibu hamil apabila berteriak. Namun untuk biaya persalinan yang mahal, kebijakannya masih susah diubah.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More